Tak perlu berimajinasi tentang mukjizat para Nabi sambil mengerutkan
dahi, sungguh engkaupun bisa melihatnya sendiri di zaman serba modern
ini... Walau sederhana, itu akan membuatmu mengakui Kekuasaan-Nya..
3000 tahun lalu, kala itu di jaman hidup para Nabi-Nabi...
Firaun murka luar biasa, Musa bayi yang sejak kecil dirawatnya sekarang
menjadi pembangkang paling nyata. Dia tidak mengakui ketuhanannya.. Musa
malah mengajak orang-orang untuk menyembah Allah, Zat yang kasat mata,
entah dimana keberadaannya.
Firaun menyesal, kenapa Musa ketika dulu ditemukan istrinya di sungai
Nil tidak langsung dibunuhnya bersama ribuan bayi lainnya di jazirah
Mesir ini, sekarang terbukti anak angkat yang dibesarkan di istananya
itulah yang sekarang justru menjadi orang yang menantangnya.
Ahli nujum dari pelosok negeri sudah berkumpul di istana itu, wajah mereka seram dan sangar menunjukkan keangkeran.
"Lemparkan tongkat kalian...!!" Teriak Firaun
Tongkat berbagai ukuran dilempar ahli nujum itu ke lantai istana,
seketika tongkat itu menjadi ular-ular kecil yang bergerak ke arah Musa.
Dalam kondisi kritis itu Musa mendapat perintah dari Allah untuk melemparkan juga tongkatnya.
Tongkat itu menyentuh lantai dan tiba-tiba berubah menjadi ular besar
yang langsung memangsa ular-ular kecil milik ahli nujum itu.
Habis ludess... tak bersisa...
Para Ahli Nujum itu mundur teratur, mereka malah berfikir kalo sihir Musa lebih hebat dari sihir mereka..
Di hari-hari selanjutnya Firaun semakin murka, Musa dan pengikutnya
dikejar dan akan dibunuh agar tidak ada lagi yang melawan dan
menentangnya. Musa dan pengikutnya terjebak di tepi laut Merah,
sementara Firaun dan pasukannya datang dengan gagah perkasa membawa
debu-debu tebal dalam derap langkah kuda.
Musa mendapat perintah lagi dari Allah untuk memukul tongkatnya ke air
laut di depannya. Seketika laut itu terbelah, dasarnya terlihat hingga
batu-batunya, seperti membuka jalan untuk dilewati mereka.
Musa dan pengikutnya bergegas melewati jalan di dasar laut itu, menuju
tanah Arabia di sebrang sana. Pasukan Firaun yang ada di belakangnya pun
mengikuti mereka, menyibak jalan yang kanan kirinya penuh air laut
seperti disekat kaca.
Ketika Musa dan pengikutnya sampai di ujung sana, Allah memerintahkan
untuk memukulkan kembali tongkatnya, seketika air laut itu menutup
kembali, menelan Firaun dan pasukannya penuh murka, tenggelam dalam laut
Merah yang dalam.. Seram menyesakkan..
Kisah ajaib itu ada dalam Al Quran, diceritakan turun temurun di setiap
pengajian, mengisi imajinasi tinggi dalam pikiran santri-santri, dari
Pondok megah, hingga santri-santri bersarung kumal di surau-surau
pinggir dusun dan perkampungan. Wajah lugu mereka takjub dengan
kehebatan Nabi Musa, dengan mulut ternganga wajah mereka ditimpa cahaya
dari lampu minyak suram berjelaga..
--------------------
1400 tahun lalu...
Para petinggi Quraisy berkumpul malam itu, mereka menantang Muhammad
untuk membuktikan kenabiannya. Hati mereka begitu keras, mereka berat
untuk menerima tuhan baru pengganti berhala-berhala.
"Wahai Muhammad, jika engkau memang seorang Nabi, buktikan kehebatanmu! Belahlah bulan di atas sana!" Kata mereka
Muhammad memandang mereka, dan bertanya apakah jika dia melakukannya mereka akan beriman pada Allah.
Mereka mengiyakannya...
Atas ijin dari Allah, Muhammad mengangkat jarinya diarahkan ke arah
bulan, dengan sebuah gerakan memotong perlahan-lahan bulan itu terbelah
dan bergerak berjauhan, jaraknya begitu jauh sehingga Gunung Hira tampak
diantara dua bulan itu.
Seketika orang-orang yang ada ditempat itu terkejut, mereka berkata
"wahai Muhammad! Engkau telah menyihir mata kami!" Hati mereka tetap
keras menolak keajaiban itu. Mereka bergegas menuju batas Kota Mekkah,
menunggu para pedagang yang baru datang.
Mereka berfikir, sihir hanya terjadi pada orang-orang yang ada di tempat
itu bersama Muhammad, tidak berlaku dengan orang-orang yang jauh dari
tempat mereka.
Ketika para pedagang itu datang, mereka bertanya apakah mereka melihat sesuatu yang aneh dengan bulan semalam.
"Ya, semalam kami melihat sesuatu yang aneh pada bulan, tiba-tiba bulan
itu terbelah saling menjauh, lalu menyatu lagi seperti semula.."
Jawaban para pedagang itu membuat terkejut kaum Quraisy, sebagian dari
mereka mendatangi Muhammad dan mengakui kenabiannya, sebagian lainnya
tetap ingkar dan menyembah berhala-berhala....
Kisah itupun jadi santapan wajib di tiap momen mengaji, diceritakan di
Al Quran surat Al Qomar, turun temurun selama 1400 tahun hingga sampai
ke Mushola-mushola di pelosok kampung dan dusunmu.
----------------------
Tahun 1988 arkeolog Ron Wyatt dalam ekspedisi ke laut Merah menemukan
sisa-sisa roda kereta dan tulang manusia di dasarnya. Uji karbon
menunjukkan umurnya sekitar 3000 tahun, seolah Allah menyisakan
bukti-bukti bahwa kisah Nabi Musa itu adalah nyata. Bukan hanya cerita
pengantar tidur dari para ulama.
Di lain waktu seorang Geolog Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menggelar forum,
ada seorang peserta bernama Daud Musa Pitkhok yang bercerita:
"Saya menyaksikan sebuah acara TV di Inggris, seorang presenter dan 3
orang ilmuan NASA. Sungguh mengejutkan mereka menghabiskan 100 juta
dollar untuk proyek manusia mendarat di bulan waktu itu. Mereka
menemukan bukti-bukti bahwa batuan di bulan terdapat bekas sisa retakan
dari permukaan hingga perut bulan, tampak jelas memanjang.. Seolah bulan
pernah terbelah sebelumnya"
kisah yang tertulis di Al Quran sejak 1400 tahun lalu itu dibuktikan
dengan kecanggihan teknologi masa kini. Hanya orang-orang yang membaca
buku dan internet yang tau, tidak semuanya diceritakan pak Ustadz pada
santri-santri lugu di mushola itu..
---------
Pantai Sanur Bali, Maret 1999
Usai sholat Subuh aku, Adi dan Firman berjalan-jalan di pantai. Hari ini
hari kedua kami survey untuk lokasi KKL Kuliah Kerja Nyata angkatan
kami bulan Oktober nanti. Lokasi hotel yang dekat Pantai Sanur
memudahkan kami menunggu sunrise pagi itu, matahari terbit dari
cakrawala sebelah timur pulau dewata.
Hari masih gelap, dingin angin laut berhembus kencang, kami bertiga
sambil ngobrol ringan berjalan-jalan di atas pasir landai itu
Ada bayangan hitam berkelebat dari ujung jalan, berlari kencang..
Kami menoleh, seekor anjing herder dengan rantai di lehernya menggonggong dengan kerasnya..
"Waiyaaaaaaa!!!!!" Kami bertiga kaget bukan kepalang, aku dan adi duluan
lari tunggang langgang. Firman yang tadi kaget beranjak mundur ke
belakang, sikapnya tetap tenang menanti herder itu datang.
Anjing itu makin mendekat....
Aku dan adi berteriak dari kejauhan....
"Maaan ooooiii mlayuuu!!" biar firman segera ikut berlari ke arah kami
Anehnya Firman tetap berdiri disana, tangannya diangkat.. Anjing itu
tiba-tiba berhenti, Firman lalu duduk.. Anjing itu berjalan mendekat
Mereka berhadap-hadapan... Diam...
Dengan sebuah kibasan tangan pelan dari Firman, herder yang tadi sangar
itu mundur ke belakang, lalu berlari-lari kecil kembali ke ujung
jalan...
Aku dan Adi bengong melihat kejadian itu..
"Hoooh!!! Koe ternyata pawang asu to man!" tanya kami ketika sudah mendekat.
Dengan senyum simpul anggota Jamaah Mushola Kampus itu berkata,
"enggaak... Aku cuman baca Bismillah, terus anjing itu kusapa dengan
tenang... Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Wahai Anjing,
engkau juga mahluk Allah seperti aku, tenanglah.. Aku datang kesini
bukan untuk mengganggumu.. Tenanglah, kembalilah ke tempatmu"
Aku dan Adi tambah bengong....
Semburat matahari pagi di ujung timur mulai tampak.. Sinarnya merekah
emas memantul di atas air laut. Aku seperti tertampar tersadarkan,
munculnya matahari dari batas permukaan laut itupun adalah mukjizat
Tuhan yang selama ini aku lupakan...
---------------
"Mass.. Mbak Tum kesurupan!!" Suara di ujung telpon itu mengagetkanku,
bergegas aku dan istriku menuju salah satu warung kami, sampai di sana
mbak Tum terkapar di kamar dipegangi tiga orang. Badannya kaku,
tangannya mengepal keras, nafasnya ngos-ngosan, matanya melotot..
Busyet... Aku jarang menghadapi kejadian kayak gini, blas aku gak ada
kemampuan paranormal atau metafisika. Kalo dibawa ke rumah sakit apa
dokter juga bisa menganalisa penyakitnya...
"Panggil paranormal mas?" Tanya Tri yang berdiri disampingku
"Hus! Pak Ustadz yang deket sini mana?" Tanyaku
"Tadi sudah ke rumah Ustad di deket masjid, tapi beliau lagi pergi mas.."
Aku gak bisa berfikir panjang, entah kenapa tiba-tiba terlintas
dipikiranku coba dibacakan ayat kursi, aku pernah baca syetan pun bisa
terbakar jika mendengarnya... Gileee, ini pertama aku coba-coba..
Kepala mbak Tum kupegang, kudekatkan mulutku ke telinga kanannya..
Pelan-pelan kubacakan ayat kursi yang ada di Quran Albaqoroh 255 itu.
Sekali kubaca tiba-tiba mbak Tum mengerang...
Kubaca lagi....
Dia mengerang lebih keras...
Kubaca lagi lebih keras ditelinganya, kuulang berkali-kali di bacaan "WASI'A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL 'ALIYYUL AZHIIM"
Kukeraskan bacaanku... Makin keras!!! Tembus ke telinganya!
Mbak Tum tiba-tiba melengking tinggi... Menjerit-njerit, dua orang yang
memegang badannya nyaris lepas. Matanya tiba-tiba meredup, badannya
melemas, nafasnya ngos-ngosan... lalu dia sadar...
Hufff!!!
Aku takjud sendiri melihatnya, Ini pengalaman pertamaku.. badanku ikut keringetan..
Esok hari kuceritan kejadian itu pada Ustadz Nasrudin Anshory, dengan
tersenyum beliau berkata: "ketika kita pasrah total minta bantuan Allah
untuk menyembuhkan dengan wasilah Ayat Kursi, mudah bagi Allah untuk
mengirim satu malaikat saja, satuuu malaikat saja..gak usah
banyak-banyak, lalu syetan yang nempel itu tinggal dijewer, dicekek
lehernya dan ditarik keluar dari tubuh yang diganggu. Tapi hati-hati,
jika kita sudah sombong bahwa kitalah yang menyembuhkan, merasa hebat
dengan membaca ayat Kursi, jangan kaget kalo kita bacain Ayat Kursi
tetep gak mempan ke syetan itu.. malah syetannya makin menjadi-jadi,
jadi tetap kosongkan hati, minta bantuan tetap hanya kepada Allah..."
Aku manggut-manggut, sampai rumah aku baca terjemahan ayat Kursi,
dibagian yang bikin mbak Tum menjerit-jerit.. Aku tertegun membaca
artinya, "Kursi (kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi, Dan Allah
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar"
---------------
Jogja, Maret 2013
Lapangan di utara Hotel Hyatt Jogja malam itu semarak, orang sudah
berkumpul memenuhi lapangan, panggung penuh lampu dengan seperangkat
gamelan siap dimainkan. Malam itu adalah pengajian yang diisi oleh Kyai
Mbeling Emha Ainun Nadjib dan Kyai Kanjeng, kelompok pemusik gamelan
yang selalu manggung bersama Cak Nun.
Acara dimulai... Beberapa lagu dilantunkan, lalu Cak Nun mulai
memberikan tausiyah, dengan gayanya yang khas, nyentil sana-sini, dari
korupsi hingga kasus-kasus terkini. Jamaah yang hadir terus berdatangan,
depan panggung sudah penuh dengan mereka yang lesehan.
Tiba-tiba angin berhembus kencang, sore menjelang magrib tadi memang
langit Jogja sebagian menghitam, panitia yang terlanjur menggelar acara
outdoor tidak mungkin mundur ke belakang, show must go on
ditengah kekhawatiran hujan akan datang. Dan sepertinya ketakutan itu
jadi kenyataan... Angin makin berhembus keras, pohon-pohon bergoyang
kekiri dan kanan, rintik hujan pelan-pelan mulai jatuh, tampak berkilat
rintiknya terkena sinar lampu.
Satu dua orang mulai berdiri, bersiap mencari tempat berteduh...
Cak Nun tiba-tiba berkata, "jamaah tetap tenang... tunggu sebentar..."
suasana tiba-tiba hening...
Cak Nun lalu melantunkan suara adzan, suara magisnya meliuk-liuk bersama
angin yang keras menghantam... Suara paraunya berpacu bersama hujan
rintik yang terus turun berlarian. Mendayu-dayu penuh energi magis
seperti suara yang kau dengar di backsound film Ayat-Ayat Cinta itu..
Adzan usai dilantunkan...
Suasana kembali hening...
Angin dan rintik hujan itupun tiba-tiba menghilang...
"Alhamdulillah, mari poro sederek pengajian ini kita lanjutkan..." Suara Cak Nun bergema memecah kesunyian.
Kami berlima tertegun mendengar cerita itu, Mas Arief Budiman yang ada
di lokasi bercerita dengan menggebu-gebu. Malam itu pertemuan kelompok
MasterMind di warung baksoku.. Cerita pembuka itu jadi penambah pedazz
bakso yang kami makan hingga bibir kemerahan.
"Nek aku sik adzan, malah udane tambah deressss!" Kata Mas Arief kemudian, membuat baksoku tertahan saat mau kutelan.
---------------
Malam ini kuselesaikan revisi materi seminarku, ada satu slide yang
kubuat sederhana namun mengena... bergambar siluet orang sedang berdoa
di waktu senja menjelang.
Kutulis dibawahnya tulisan:
--Berkatalah begini dengan berani "Wahai Masalah, engkau memang besar, tapi TUHANKU.... jauuuh lebih BESARRR!!"--
diketik di Jogja, dibaca dimana sadja
11 Mei 2013
foto: Jogjanews.com
Sumber : saptuari.blogspot.com